Memilih Menjadi Designer Batik , Rela Meninggalkan Pekerjaan

Halo temans,,,
Nama saya Ana khairani, saya suka nyanyi walaupun kelas kamar mandi, hehe.. siapa saya?? Saya bukan siapa”, saya lahir di desa, dr keluarga sederhana. Tapi,,, saya punya mimpi yg besar dan banyaaaak temans.. krn banyaknya kdg2 sy ga fokus dan kurang bisa membuat prioritas.
Perjalanan hidup saya dimulai dari tinggal di kota untuk sekolah. (Cutt cutttt..). Singkatnya Saya kuliah di slh 1 PTN, krn PMDK, saya lulus, lalu bekerja di salah satu Bank Asing. Pekerjaan saya, sebagai Business Development Consultant atau dikenal sebagai Financial planner. Saya belajar bagaimana mengelola portofolio keuangan/dana yg dimiliki nasabah baik fresh fund maupun cross selling. Perjalanan hidup saya yg menurut saya menarik ya disini,, memulai pekerjaan dgn ilmu yg baru sy dapat. Sebagai BDC, saya harus bisa mengelola dana nasabah agar lebih optimal menghasilkan sebagai investasi finansialnya. Tantangan dan kendalanya besar, tapi Alhamdulillah saya melewatinya dengan aman. Hampir semua produk investasi sdh dicoba, mulai dr TD, Reksadana, Obligasi, Dual Currency, Offshore dan produk lainnya. (Amannya krn ketika investasi nasabah turun atau rugi krn risiko pasar, sy ga kena marah hehe.. mungkin sy bs menjelaskannya dg baik sehingga bisa diterima) Nah disini saya belajar funding. Sampai pada akhirnya saya resign dan memutuskan untuk hijrah ke salah satu Bank BUMN. Di perusahaan baru, saya bekerja di bidang administrasi, supervisi, audit dan training? Multitasking?? Iya banget.. hehe.. Nah disini sy belajar kredit. 5 tahun bukan waktu yg singkat.. dan pada akhirnya saya resign. YA! saya belajar di perusahaan tempat saya bekerja, tapi.. belum bisa menjawab tujuan hidup saya.

Akhirnya,tanpa bekal apapun, saya bertekad untuk memulai usaha. Tepatnya tahun lalu, saya merintis usaha di bidang fashion khususnya batik (instagram @batikorganik) dan craft (instagram @hijabspot). Saya suka dengan hal baru,, mungkin bisa dibilang kebetulan.. krn saya suka batik.. dan koleksi.. jadi saya punya ide untuk memulai usaha ini dengan design karya saya sendiri. Berjalan 1 tahun, memiliki pelanggan yg lumayan, permintaannya tdk hanya lokal tapi juga dr luar negeri. Inovasi harga mati untuk bisnis fashion, dalam hitungan detik lahir model atau desain baru.. banyak risiko ya.. iya.. krn begitu waktunya ga tepat.. produk tdk akan diserap pasar. Nah saya memulai usaha ini karena  banyaknya designer yang menggunakan batik menjadi bahan bakunya,, saya berusaha membuat design baru dan dalam 1 bulan minimal 4 design baru. Lebih banyak lebih bagus. Entah kedepannya bagaimana yg pasti sy berusaha melakukan yg terbaik semampu saya.

Baca selanjutnya Metamorfosa dari Dreamer – Learner Actor

Adanya Woman Preneur Community dengan program inkubator bisnis, membuat perencanaan usaha sy lebih fokus kedepan. Misi jangka pendek dan panjang juga bermunculan.. yg awalnya hanya berfikir menjalankan.. tp saat ini sdh berfikir bagaimana membangun…. start up dari NOL. Saya hanya punya cita” kecil yg terselip, ingin mengembangkan ibu2 sekitar dengan menjadikan mereka sebagai mitra pengrajin.. mungkin ini salah 1 cara yg masih visible yg bs sy lakukan. Fyi, desa sy sgt bergantung pd pertanian.. sawah.. tidak banyak palawija. Ketika kemarau,, sawah gagal panen.. petani buruh terpaksa off tanpa pekerjaan.. mostly, tdk punya penghasilan selama tdk bekerja. Pabrik penggilingan padi tutup, krn beras tdk ada persediaan.. ditambah lagi dengan kebijakan pemerintah yg tidak berpihak serta permainan ‘penguasa pasar’ yg memainkan harga. Harga yg dimainkan ini membuat distributor/huller pun menjadi maju mundur untuk dijual rugi ga dijual makin rugi.. cashflow tdk bergerak.. dan pastinya.. ibu2 pun tdk ada pekerjaan lagi di gudang.
Lain lagi masalahnya,, kebanyakan pengusaha di desa, sdh sgt “smart” menginvestasikan dananya.. mereka bermain di bisnis yg aman. Yg menyerap sedikit tenaga kerja. Seperti, waralaba, property, toko emas, jual beli tanah, sewa tanah utk penggarap dll yg minim tenaga kerja. Sebagai investor,asset bertambah dan bisnis menggurita dengan biaya sekecil kecilnya. Tapi,, secara sosial.. masalah ini memberikan multiple effect. Dengan amat sgt bergantung pada huller.. mereka tdk memiliki penghasilan harian jika huller off. Dan akhirnya ekonomi sekitar menjadi smakin terpuruk.
Saya berfikir,, kecerdasan dan asset mereka sbenarnya mampu untuk membuka lapangan pekerjaan. Tapiii,, kembali lagi.. hidup itu pilihan. Memilih untuk menyeleamatkan diri sendiri atau bermanfaat utk org lain???

Semoga… tulisan sy ini bs bermanfaat dan membuka mata kita. Bahwa.. Tuhan memberi banyak potensi didalam diri kita,, tdk hanya utk diri kita sendiri dan keluarga tapi.. juga org lain.. org yg bukan saudara kita.. org yg tidak kita kenal.. berapa bnyk rumah tangga yg masih mengandalkan penghasilan harian yg bekerja sebagai buruh yg perlu mendapatkan bimbingan..

AYO, kita bisa! Kita bisa lebih baik dan lebih bermanfaat.

Comments

comments

Share

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *