steemit.com

Transformasi Digital dan Kinerja yang Lebih Andal

Di indonesia memang masih banyak kendala yang dirasakan dalam organisasi yang melakukan transformasi digital. Teknologi digital pun masih dianggap belum aman. Saat ini perusahaan masih banyak yang menganggap bahwa menyimpan data di could itu kurang aman, lebih aman menyimpan di sistem pengarsipan milik sendiri. Padahal saat ini teknologi could sudah sangat berkembang ditandai dengan maraknya solusi-solusi berbasis could, kendala yang terjadi adalah kapasitas SDM yang kurang melek terhadap teknologi digital.

Dalam sebuah survei yang DTI, terdapat 6% perusahaan yang masuk kategori digital , 26% masuk dalam kategori adopsi digital ( baru memiliki rencana dan belum memulai), 41% perusahaan dalam ketegori evaluator digial, 21% pengikut digital, 6% kategori ketertinggalan digital.

Apakah perusahaan yang berhasil melakukan transformasi digital memang akan meningkat kinerja finansialnya?

Hasilnya adalah bahwa tingkat pendapatan perusahaan pemimpin transformasi digital tumbuh lebih dari dua kali lipat dari pendapatan perusahaan yang tertinggal. Tingkat pertumbuhan laba pun mengikuti pola yang mirip dengan pendapatan, pemimpin digital labanya tumbuh sekitar dua kali lipat dari perusahaan tertinggal. Yaitu 15% masuk dalam kelompok isolated, 175 masuk dalam kelompok clustered (kinerja unggul), 29% masuk dalam networked (jejaring digital), 43% masuk dalam connected (kinerja superior), dan 62% masuk dalam interconnected (berkinerja unggul dibanding para pesaingnya). Hal itu bisa menjadi referensi agar perusahaan tidak ragu-ragu untuk memulai transformasi digitalnya, karena semakin maju tingkat transformasi kinerjanya juga akan meningkat.

Sumber: www.marketing.co.id

Comments

comments

Share

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *