TEDAS: Teman Makan Pedas, nikmat dan praktis yang berasal dari Berau Kalimantan Timur

TEDAS berdiri sejak tahun 2020, pemilik usaha ini bernama Ibu Diah Arum Savitri. Pada saat itu beliau sudah tidak mengajar lagi dan masa pandemi juga sehingga banyak waktu dirumah bersama anak walaupun suami tetap bekerja. Di tahun 2020 tepatnya saat idul fitri Bu Diah dan suami terbiasa mengundang teman suami yang tinggal di site untuk datang ke rumah kami menyantap hidangan lebaran. Karena teman suami bekerja ditambang apalagi di site yang tinggal di mess pasti kangen keluarga saat idul fitri.

Nah momen tersebut tidak bisa mereka lakukan karena dilarang oleh perusahaan keluar mess saat idul fitri. Bu Diah dan suami inisiatif untuk mengirim makanan ke mess saja. Makanan yang mereka kirim yakni bakso mercon. Saat itu mereka membeli cabe 2 kg, tetapi yang dipakai hanya 1 kg saja. Sisanya 1 kg masih banyak, akhirnya Bu Diah olah jadi sambal bawang karena takut rusak jika disimpan dalam kulkas cabenya.

“Saat itu saya beli botol sambal setengah lusin saya isi dan saya simpan. Iseng saya jual ke tetangga dan teman dengan harga murah 15k tanpa menghitung harga secara pasti karena yang penting laku. Sampai ketika ada yang repeat order disitu baru kepikiran kenapa gak dihitung dengan benar harganya. Karena ketika repeat order dalam jumlah lumayan banyak waktu itu 5 botol. Pada saat saya belanja ke pasar untuk membeli bahan sambal bawang, saya lihat ikan tuna besar sekali, satu ekor beratnya 15kg sampai 25 kg.

Saya tanya harganya kok murah, tapi saya gak mungkin beli 1 ekor mau dibuat apa? Akhirnya ada ibu-ibu yang sama tertarik juga dan saya memutuskan ‘yuk bu kita berbagi ikan tuna’, bagi dua nanti patungan. Ibu tersebut setuju. Sampai rumah baru terpikir, kalau saya isi dengan tuna sambalnya harga bisa saya naikkan. Nah akhirnya disitu munculah ide membuat sambal tuna dan kemudian berkembang ke sambal cakalang, tongkol, dan pari asap, bahkan tuna tabur dan beberapa produk yang basic nya ikan. Karena setelah mengenal langsung nelayan semakin luas kenalan saya dan akhirnya memunculkan ide membuat beberapa produk degan bahan baku dari ikan yang mereka tangkap.” tutur Bu Diah.

Omzet penjualan TEDAS pada bulan mei 2022 kisaran 17.652.800. Dan untuk prospek kedepannya tidak hanya memproduksi daging segar dari ikan tuna dan cakalang, tetapi rencana juga memanfaatkan tulang ikan tuna yang selama ini dibuang padahal tulang ikan tuna memiliki kandungan kalsium dan kolagen yang tinggi.

Dari 100% ikan yang di beli, 50% dibuang dan kebutuhan ikan perminggu 15kg, hal tersebut membuat beliau mulai mengembangkan produk baru untuk memanfaatkan bagian ikan tuna yang selama ini menjadi waste.

Cara memasarkan produk ini dengan melakukan consignment dengan toko, minimarket dan dibantu marketer. Yang paling banyak adalah masuk ke minimarket perusahaan tambang yang ada di site karena disana supply untuk karyawan di mess, selain untuk karyawan di mess BUMA kami masukkan produk juga di logpon tempat loging kayu yang letaknya di kecamatan segah jauh dari kota, kami supply 100 pcs/bulan bahkan pernah lebih untuk kebutuhan di mess karyawan perusahaan kayu yang letaknya ditengah hutan.

Kenapa harus mengkonsumsi TEDAS? Karena TEDAS memiliki cita rasa yang khas, nikmat, dan praktis sehingga menjadi pilihan bagi konsumen. Selain itu TEDAS merupakan produk pendamping makanan atau side disk yang mana sehari masyarakat makan 3 kali dan setiap makan menggunakan TEDAS. Itu yang membuat produk TEDAS memiliki kekuatan dipasaran.

Dalam bisnis pengenalan brand sangat penting karena dipasaran banyak sekali nama brand dengan jenis produk yang sama atau hampir mirip, untuk membuat konsumen tidak ke brand lain harus sering-sering kita naikkan ke sosial media serta ketersediaan produk ditempat mereka berada sangat penting agar tidak ada celah bagi produk lain.

Bagaimana cara meminimalisir resiko complain?

“Saya pernah mengalami kerusakan produk hampir 100pcs kami tarik kembali dan kami ganti yang baru dan kamipun gerak cepat untuk mengantisipasinya, produk kami adalah produk makanan sangat rentan menyebabkan konsumen sakit sehingga saat itu kami langsung bergerak cepat mengganti dengan produk yang baru dan menarik produk yang rusak.

Beruntungnya konsumen kami tidak lari bahkan setelah kami memberi informasi penarikan dan garansi jika ada yang sakit karena mengkonsumsi produk kami akan kami bantu 100% dan yang sudah terlanjur membeli akan kami ganti dengan produk kami lagi yang masih bersegel.

Walaupun sempat down dan takut tapi saya harus bergerak cepat untuk mengatasi hal tersebut, alhamdulillah sekarang malah orderan disana sebulan 200 pcs kekami, alhamdulillah bencana tersebut akhirnya menjadi pelajaran berharga kami agar mengawasi proses produksi dengan teliti, permintaan yang banyak kadang membuat kami kewalahan tetapi kami harus konsisten dalam hal kualitas, walaupun dikejar produksi SOP wajib dijalankan oleh smua karyawan dan tetap diawasi dengan menggunakan kartu kendali, kami belajar banyak dari kejadian tersebut.”

Motivasi beliau menjalankan bisnis ini karena tidak banyak anak muda jaman sekarang mau kotor-kotor menjalankan bisnis apalagi disegi perikanan yang harus masuk ke lingkungan ikan, pelelangan, nelayan dan lainnya. Basah basahan, bau amis dengan ikan segar.

Padahal hal tersebut adalah potensi daerah khususnya Kabupaten Berau yang harus kita kelola. Ikan segar yang melimpah dikabupaten berau harus kita kelola dengan baik agar terjaga kualitasnya dan masa simpan yang lebih panjang. https://karyaperempuan.id/product/sambal-ikan-tuna-cakalang-pari-asap-tedas-usjz6

“Dalam bisnis banyak yang membuat saya berkesan diantaranya bisa mengenal lebih dalam potensi daerah itu saja sudah bahagia bisa menjadi bagian dari sebuah perekonomian kecil mikro yang membantu meningkatkan roda perekonomian daerah, memiliki karyawan saja itu sudah bahagia, apalagi karyawan kami adalah putra nelayan Pulau Derawan.

Walaupun ada beberapa kendala yang di hadapi seperti perbaikan manajemen harus kami perbaiki, walaupun masih skala mikro kami harus perbaiki, baik handle karyawan maupun catatan bahan baku masuk keluar harus tercatat dengan baik. Saat ini kami dalam rangka pembuatan ruang produksi tapi dana kami alihkan untuk membeli beberapa mesin untuk membantu produksi sehingga sementara stop menunggu terkumpul lagi dana dari profit yang ada.”

Awal mula mengenal Womanpreneur Community yaitu dari BUMA yang memiliki program wifepreneur kerjasama dengan WPC. Dampak untuk saya sendiri adalah sebelum saya belajar di wifepreneur omzet saya antara 1,7 – 3 juta perbulan, saya hanya jualan saja tidak menerapkan manajemen apapun di usaha saya bahkan mungkin saat saya bosan, saya tidak menjalankannya lagi tapi ketika masuk ke wifepreneur saya diajari bagaimana menjalankan bisnis bukan sekedar produksi jual.

Saya memiliki mentor dan kaka pendamping LO yang sampai saat ini masih support saya untuk meningkatkan penjualan produk saya, ketika masalah datang saya punya mentor dan pendamping untuk support, disinilah bedanya dengan saya belajar dari youtube atau buku. Wpc juga punya karyaperemuan.id yang membantu memasarkan produk saya lebih luas lagi, sangat membantu penjualan produk saya dan pengenalan produk saya tidak hanya di Berau tapi seluruh Indonesia.

Sumber: DIAH ARUM SAVITRI

Sosmed : FB Tedas berau, IG tedasberau, Tiktok tedas berau

Comments

comments

Share

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *