Ulayya: Fashion Muslim yang Sehat dan Juga Ramah Lingkungan

Ini adalah sedikit tentang diri saya. Setalah lulus kuliah tahun 2005, awal 2006 saya mendaftar seleksi CPNS Kementerian Perhubungan, dan 2006 saya resmi tercatat sebagai PNS Kementerian Perhubungan.

Sejak kecil saya sangat tertarik pada dunia fashion, pun saat saya kuliah maupun saat saya bekerja, penampilan dan fashion adalah titik fokus pertama saya. Meskipun bekerja sebagai PNS yang notabenenya berseragam dinas setiap hari, namun saya selalu suka mix match seragam saya dengan outfit yang lain, misalnya hijab, tas, jaket atau sepatu.

Saya menjalani masa kerja sebagai PNS kurang lebih hanya sampai 12 tahun.Tahun 2018 saya memberikan diri mengajukan pengunduran diri sebagai PNS karena alasan keluarga. Saya dan suami sepakat agar anak2 bisa tumbuh danberkembang langsung dibawah pengawasan saya.

Meskipun sudah tidak bekerja, saya ingin tetap menghasilkan sesuatu yang mungkin bisa bermanfaat buat keluarga, orang2 di sekeliling saya dan agama saya tentunya. Sampai akhirnya suami memberikan ijin kepada saya membuka sebuah usaha di bidang fashion. Dan fashion muslim adalah fokus saya. Karena saya ingin agar usaha ini bukan hanya bermanfaat buat dunia saya,tapi tentunya juga akhirat saya pastinya.

Awal tahun 2018, saya mulai memberanikan diri membuat sebuah fashion muslim brand. Saya mulai terjun langsung belajar mengenai jenis kain dengan terjun langsung ke pasar kain.

Saya mulai mengikuti berbagai kursus dibidang fashion demi mendukung keahlian dan kecapakan saya dalam mendirikan sebuah brand. Diantaranya mengikuti kelas fashion desain, fashion concept, pattern making, textile class di Instituto Moda di Burgo Indonesia. Selain ilmu tentang fashion, demi mendukung jalannya bisnis fashion saya ini, saya juga mengikuti Inkubator Women Preneur Community.

Selain itu semua, beberapa pameran juga pernah diikuti baik yang diadakan secara mandiri maupun yang diselengggrakan oleh pemerintah.

Dengan berbekal passion saya di bidang fashion, serta ilmu yang sudah saya dapatkan, saya harapkan dengan membuka fashion muslim brand ini saya dapat membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya buat banyak orang, saya dapat merekrut sebanyak mungkin pegawai. Karena semakin banyak orang yang terbantu dengan adanya usaha ini, tentu akan semakin banyak doa yang mengalir buat usaha ini.

ULAYYA dalam bahasa arab berarti adalah mempunyai kedudukan tinggi yang dicintai Allah. Nama Ulayya kami ambil dari nama anak – anak kami. Sesuai dengan namanya, harapan kami ulayya kelak akan menjadi salah satu brand fashion muslim yang memiliki kedudukantinggi di hati para pecinta fashion di  Indonesia.

Menjadi salah satu brand yang bisa mengharumkan nama Indonesia ke tingkat dunia. Dengan mengusung konsep awal ready to wear dan desain yang modish, cantik, girly dan chic yang timeless, kami ingin memberikan sebuah karya fashion muslim terbaik andalan para pencinta fashion Indonesia, bahwa dengan berpakaian muslim yang sopan dan menarik sesuai dengan tuntunan ajaran agama kita tetap bisa tampil cantik dan modish.

Semoga sedikit jihad dakwah kami dalam dunia fashion ini bisa diterima dengan baik oleh seluruh masyarakat Indonesia.

Hari berganti hari, tak terasa sudah 4 tahun saya menjadi kehidupan sebagai seorang muslimpreneur. Apalagi kemarin pada saat masa terjadipandemi Covid-19 yang melanda seluruh bagian bumi, termasuk Indonesia.

Banyak sektor ikut terdampak, banyak orang kehilangan pekerjaan, sektor ekonomipun menjadi sorotan utama. Termasuk juga bisnis fashion muslim yang sedang saya jalani juga terkena dampaknya.

Namun, rasanya untuk menyerah sedikitpun rasa itu tak pernah ada. Jiwa semangat membara berjuang sampai titik darah penghabisan nyatanya sudah menjadi tekad saya di dunia fashion ini. Meski dalam kondisi pandemi saya terus berusaha mengajak tim untuk terus semangat.

Dan yakinkan bahwa Allah tidak akan memberikan cobaan diluar kemampuan hambaNya. Jadi yang kami perlukan hanya berusaha dan berikhtiar sekuat tenaga, karena kami yakin bahwa usaha tidak akan pernah mengkhianati hasil.

Bahkan saat pandemi sudah 6 bulan melanda, kami sempat memproduksi masker orderan beberapa instansi dan juga membuat APD yang diperlukan oleh garda terdepan tim nakes di beberapa Rumah Sakit.

Kami tak segan mengubah haluan kami dari sebuah fashion muslim brand menjadi produsen masker atau APD. Dan pernah juga beberapa kali kami menawarkan jasa penjahit kami dan membuka makloon bagi teman2 UMKM fashion yang membutuhkan jasa kami. Intinya kami akan berjuang segenap tenaga agar kami bisa bertahan.

Dan alhamdulillah hingga saat ini pandemi, sudah melanda lebih hampir 2 tahun kami masih terus bertahan dengan segenap tenaga kami seiring dengan laju data angka covid yang terus melandai dan beberapa sektor ekonomi mulai merangkak naik, termasuk dunia fashion.

Hingga kemudian terlintas dalam benak saya, apalagi yang bisa saya tawarkan buat kemajuan Ulayya dengan kondisi masih masa pemulihan seperti ini. Yang pastinya cashflow kami belum pulih sepenuhnya.

Satu hal yang selalu saya yakini, tugas belajar adalah tugas seumur hidup buat seorang manusia. Apalagi buat saya yang notabenenya tidak ada ilmu fashion yang mumpuni dan hanya berbekal passion. Namun ilmu itu tidak mudah dan tidak murah, kita perlu usaha dan modal untuk meraihnya. Namun lagi – lagi karena cashflow ulayya belum memungkinkan saya untuk mengambil Pendidikan fashion.

Maka yang saya lakukan adalah saya berusaha mendekati program – program yang ditawarkan dari pemerintah melalui perpanjangan tangan kementerian – kementerian. Saya rajin untuk mencari informasi melalui social media kementerian – kementerian yang support UMKM naik kelas. Saya register, join dan bahkan ikutin semua proses kurasinya.

Dan alhamdulillah, lagi -lagi usaha tidak pernah mengkhianati hasil. Ulayya kebanyakan besar lolos kurasi dalam setiap program yang saya ikuti. Bahkan ada yang sampai membawa Ulayya ke babak semifinal dan 6 besar masuk sebuah acara TV berbayar.

Dan yang menarik disini, dari salah satu kegiatan yang saya ikuti tersebut ada salah satu challengenya yang mengharuskan saya membuat sebuah produk dengan bahan dasar buah kelapa. Berbulan – bulan saya berupaya mencari ide dan masukan, serta insight buat menemukan produk apa yang bisa saya kembangkan pada sebuah buah kelapa yang bisa diadopt pada brand fashion saya.

Hingga kemudian muncullah sebuah ide “Charcoaline” by Ulayya. Charcoaline sendiri adalah sebuah pewarna alami dari bahan dasar arang batok buah kelapa yang dengan sedemikian hingga kita olah beberapa formula lainnya hingga menghasilkan sebuah pewarna alami dari alam.

Pastinya butuh riset trial dan error berkali – kali untuk kami bisa menghasilkan formula pewarna yang pas sesuai dengan kebutuhan fashion. Yaitu bagaimana saat pewarna itu diaplikasikan ke dalam sebuah kain, dan hasil dari pewarna tersebut bisa terus menempel ketika kain itu dicuci dan dikeringkan hingga siap untuk diolah menjadi sebuah outfit.

Sebenarnya kenapa saya harus bersusah payah riset dan membuat sebuah pewarna alami dari batok kelapa? 

Saat ini issue lingkungan sangat gencar di berbagai kalangan, pun termasuk dalam dunia fashion. Karena berdasarkan suatu literasi yang saya dapatkan bahwa industry fashion adalah industri terbesar 2 yang menyebabkan pencemaran lingkungan di bumi ini.

Serta limbah fashion adalah penyumbang 20% limbah pada air. Kemudian juga serat kain limbah fashion yang ada di air itu adalah kontributor terbesar plastik masuk ke dalam air, bisa dibayangkan apabila pewarna yang dipakai serat kain tersebut berasal dari pewarna sintetis.

Dan sebuah riset mengatakan untuk membuat 1 buah kaos katun itu memerlukan 2700 ton air, dan bagaimana tercemarnya 2700 ton air tersebut apabila pembuatan kaos katun itu menggunakan pewarna sintetis.

Sementara 2030 nanti diprediksi konsumsi fashion meningkat 63%, dari 26 juta menjadi 102 juta ton, sehingga tragisnya berakibat puluhan orang terpapar bahaya limbah pewarna kimia.

Dari semua literasi tersebut dan fakta yang tak terbantahkan bahwa, 70% limbah industri itu dibuang ke dalam air, tanpa airnya diolah terlebih dahulu. Sementara 90% air limbah di negara berkembang itu alirannya menuju ke sungai, danau dan pantai.

Jadi bisa dibayangkan ya bagaimana nasib air di bumi kita nanti jika terus seperti ini maka diprediksi 2023 hampir 2/3 populasi dunia akan mengalami kelangkaan air, dan sebuah penelitian yang menyeramkan 2040 di Indonesia khususnya Pula terbesar kita, Pulau Jawa akan kehilangan sumber mata air bersihnya. Sangat menyeramkan.

Lalu dari situ kaya kami berpikir lagi apa yang bisa kita kasih buat bumi kita tercinta ini. Tentunya melalui sebuah karya yang dihasilkan. Dan Charcoaline by Ulayya muncul sebagai salah satu solusi.

Charcoaline sendiri pada koleksi series kami kali ini kami apikasikan pada sebuah batik.

Kenapa batik?

Karena batik adalah satu warisan kebudayaan bangsa Indonesia yang harus terus dilestarikan. Dan merupakan juga salah satu ciri khas dan kekayaan bangsa Indonesia. Alangkah sempurna apabila batik yang merupakan kebudayaan Bangsa Indonesia dibuat dan dilukis dengan menggunakan pewarna alami berbahan dasar buah kelapa yang juga merupakan salah satu sumber daya alam asli Indonesia.

Selain itu juga manfaat yang didapatkan selain menyehatkan bagi para pekerja di industry fashion dan batik, tentunya juga sehat pagi para pemakainya. Dan yang tak kalah penting juga pastinya ramah dan tidak membahayakan bumi kita tercinta.

Dari “Charcoaline” by Ulayya kami banyak belajar, kami banyak membaca dan mencoba merenungkan kembali untuk apa Ulayya hadir menjadi salah satu brand fashion di Indonesia. Bismillah, kami ingin menjadi sebuah brand yang berkomitmen untuk menjadi sebuah sustainability fashion brand baik dalam sisi produk dan bisnisnya.

Kami yakin tentunya hal itu tidak akan secara mudah dicapai, akan butuh waktu yang effort luar biasa untuk mencapainya. Tapi kami janji kami akan terus berusaha dan berikhtiar dengan terus rajin belajar serta berinovasi mengembangkan produk. Produk yang fashionable, yang tidak hanya dicintai oleh para fashionista juga produk yang bisa menjadikan bumi ini menjadi lebih baik lagi.

————————–

Kisah diatas merupakan awal mula berdirinya usaha ‘ULAYYA’, pemiliki dari usaha ini bernama Zahrotul Jannah merupakan salah satu alumni IWPC batch 23.

ULAYYA sudah berdiri sekitar 4 tahun dan pencapaian omzet nya kurang lebih 30.000.000/bulan. Untuk Prospek kedepannya saya yakin dan optimis bahwa Ulayya bisa menjadi sebuah brand fashion muslim yang besar baik di Indonesia dan luar negeri.

Tentunya hal itu tidak akan tercapai dengan mudah, karena pastinya perlu perjuangan yang panjang dan berat. Namun dengan konsep sustainability yang sedang diusung Ulayya saat ini, dan melihat behaviour customer yang semakin smart akan berbagai hal, saya yakin Ulayya mampu menjadi salah satu solusi kebutuhan fashion yang aman dan ramah bagi lingkungan.

Menurut Ibu Zahro untuk menjadi seorang bisnis owner dalam lingkup UMKM perlu punya jiwa entrepreneur dan leadership yang tinggi guna membangun team dan brandnya untuk bisa makin tumbuh besar di tengah perkembangan yang ada saat ini.

Pastinya setiap bisnis owner menginginkan feedback yang positif dari para customernya, untuk itu Ibu Zahro selalu berupaya menjaga kualitas dari produk yang kita hasilnya, dengan juga menerapkan pelayanan prima dan fast respon terhadap customer. Itu yang dilakukan beliau untuk meminimalisir komplain dari customer.

Dan kenapaa customer harus menggunakan produk nya? Karena dengan membeli produk, berarti telah ikut berkontribusi menjaga kelestarian lingkungan dan juga telah berdonasi untuk anak-anak Tahfidz Qur’an.

Keunggulan dari Ulayya adalah karena saat ini Ulayya adalah sebuah brand yang sedang menuju sustainability fashion, tentunya hal itu yang  menjadi pembeda produk Ulayya dengan produk lainnya yang ada di pasaran saat ini.

Karena selain menciptakan produk yang menarik, Ulayya berupaya juga menciptakan produk yang sehat dan ramah lingkungan dengan menghadirkan stake holder baru untuk saling bergandengan tangan dan berkolaborasi.

Cara memasarkan produk Ulayya sampai saat ini sudah dan aktif mengikuti beberapa pameran, baik yang diselenggarakan secara mandiri maupun dari pemerintah. Dengan mengikuti berbagai pameran sebagai salah satu ajang pengenalan dan edukasi produk. Harapannya produk Ulayya semakin dikenal dan dicintai oleh para pencinta fashion Indonesia.

Pengalaman paling berkesan adalah saat mulai mengembangkan produk baru Charcoaline series, dimana saat itu beliau diberikan tantangan untuk membuat sebuah produk dari bahan baku buah kelapa.

Dan Ibu Zahro ingin membawa buah kelapa tersebut menjadi bahan dasar produk fashion dari Ulayya yang ramah lingkungan dan sehat. Tentunya banyak sekali hal berkesan, mulai dari uji trial produk sampai mencari stake holder yang sesuai dalam pengembangan Charchoaline series, sampai – sampai kami harus turun langsung ke petani kelapa yang di daerah yang sebelumnya kami belum pernah kesana sama sekali.

Tentunya itu jadi salah satu pengalaman baru yang berkesan, karena selain kami bisa jalan – jalan mengunjungi tempat baru, sembari kami mencoba kuliner dan keindahan alamnya, dan juga bertemu orang – orang baru yang bisa diajak bergandengan tangan dan berkolaborasi.

“Saya pertama kali mengetahui Womenpreneur Community dari salah satu alumninya yang saat ini sudah sukses di bidang bisnisnya. Dari beliau merekomendasikan saya untuk mengikuti program Womenpreneur Community dan alhamdulillah saat pendaftaran dibuka, saya langsung mendaftar agar tidak keburu kehabisan seat.”

“Berbagai manfaat yang saya dapatkan setelah mengikuti IWPC dan menjadi membernya tentunya sangat banyak sekali. Diantaranya berbagai ilmu bagaimana menjadi sebagai seorang entrepreneur yang sukses dan mandiri, sampai kepada akses pasar dan peluang – peluang yang diberikan IWPC kepada para member itu adalah sesuatu yang sangat bernilai bagi saya.” tuturnya.

IWPC adalah sebuah program inkubasi bagi para womnpreneur di Indonesia yang ingin maju dan sukses berkembang, jadi bagi para womenpreneur Indonesia menurut saya wajib banget mengikuti program ini, karena selain ilmu dan akses pasar yang selalu dibuka selebar – lebarnya buat para member.

IWPC juga mempunyai mentor – mentor yang sangat berkualitas di bidangnya masing – masing. Dan Karyaprempuan.id adalah sebuah program start up yang baru didirikan di bawah naungan Womenpreneur Community, dimana didalamnya memfasilitasi produk para member untuk bertemu pasar secara online, yang mana produknya sudah terkurasi dan melalui proses panjang pada saat IWPC, jadi pastinya produk yang ditawarkan sudah pasti berbeda dari yang ada di pasaran pada umumnya.

Sehingga hal ini memberikan nilai lebih tersendiri dibandingkan pasar produk lainnya. Affiliate Karyaprempuan juga adalah salah satu inovasi terbaru yang diluncurkan oleh Karyaprempuan.id. Dimana seseorang bisa berjualan tanpa harus mempunyai produk terlebih dahulu.

Hal ini tentunya sangat menguntungkan bagi para ibu – ibu yang sudah repot dengan kesehariannya namun ingin menambah penghasilan tanpa harus repot buat produk yang bagus. Karena pastinya semua produk yang terpampang di Karyaperempuan,id sudah pasti bagus dan terkurasi sebelumnya.

Serta dengan dukungan kemudahan untuk mendaftar sebagai affiliate Karyaperempuan yang sangat mudah berikut webinar yang selalu diadakan oleh IWPC untuk media edukasi affiliatornya.

“Makanya tidak heran jika banyak produsen IWPC yang juga terdaftar sebagai affiliator, termasuk saya sendiri.”

Sumber: Zahrotul Jannah

Comments

comments

Share

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *