Bukan soal produk, tapi soal cara menjual!

Bayangkan hal ini, ada 3 buah kaleng minuman  jenis yang sama, merek yang sama, ukuran yang sama dari gudang yang sama, ketiganya dimasukkan dalam kardus yang sama dikirim ketempat berbeda dan dikirim oleh orang yang sama. Tempat pengiriman pertama diantarkan ke pedagang di pinggir jalan, lalu si pedagang menjualnya ke orang-orang yang lalu lalang dan minuman kaleng tersebut laku Rp 4000,00.

Tempat pengiriman kedua dikirim ke sebuah rumah makan, oleh sang pemilik minuman kaleng tersebut dijajarkan rapi, jika ada yang memesan, pemilik memberikan gelas berisi es batu dan pembeli tinggal menuangkan saja kedalam gelas, nah di sini minuman kaleng tersebut laku terjual Rp 7500,00.

Kaleng ketiga diantarkan ke sebuah hotel berbintang 5, kaleng tersebut digeletakkan begita saja. Jika ada yang pesan barulah kaleng dikeluarkan dan dihantarkan oleh sang pelayan berseragam rapi,bersih, pelayan mengantarkan dengan baki beralaskan kain yang bersih, di depan tamu yang memesan, dibukakan kalengnya, dituangkan isi kaleng tersebut ke dalam gelas Kristal cantik dan elegan dengan es batu yang terbuat dari air mineral, sebuah sedotan cantik terbungkus dan sepotong strawberry merah segar diseleipkan dipinggir gelas di sini minuman tersebut terjual dengan harga Rp 50.000,00.

Sebuah sarung yang anda satukan dalam sebuah wadah, tertumpuk begitu saja dan pengunjung bebas mengobrak-abrik tatanannya harganya mungkin hanya 10-15ribu saja. Sedangkan jika dilipat dan disusun di rak , harganya bisa naik menjadi 25 ribu. Sementara jika anda jual sarung dengan lipatan yang diatur sedemikian rupa sehingga mirip bunga lalu dimasukkan dalam box elegan dengan pita cantik harganya bisa terjual 200 ribu.

Nah, itulah harga sebuah produk, banyak dari kita yang sering bingung menghargai sebuah produk dan kita juga sering heran, kenapa produk yang sama bisa dijual dengan harga berbeda. Bisnis itu bukan soal aku punya ini dan kamu harus bayar segini. Bisnis itu adalah bagaimana aku menjual ini dengan harga yang aku inginkan.

Ada orang-orang yang senang dagangannya laris manis, terjual banyak sehingga berani memberi harga sangat murah dan agak terjangkit virus murahitis, yang penting murah murahan  Ada juga orang-orang yang target penjualannya sedikit tapi untungnya besar. Yang satu menjual 100 x 25.000 atau 25x 100.000.

Keduanya menghasilkan 2.5 juta, tapi dengan tenaga yang mungkin berbeda. Saya tidak sedang menyalahkan salah satunya, tapi saya ingin menunjukkan bahwa menjual itu tidak ada kaitannya dengan produk. Menjual itu adalah seni bagaimana orang mau membeli produk kita dengan harga yang sesuai dengan dimana tempatnya, apa perlakuannya terhadap produk siapa yang membelinya. Jadi, berhentilah bertanya “apakah produk ini laku?” tapi mulailah bertanya, “bagaimana caranya biar produk ini laku?”

Sumber: Naskah Lengkap Jalan Jitu Wpc

Comments

comments

Share

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *