Salah bidik pasar, seret di omzet, mampet di profit!

Banyak produsen dan penjual asal bikin produk, asal jualan alhasil seret di hasil mampet di profit.

Beda pasar, beda tampilan, beda cara pendekatan, beda cara promosi, beda harga pastinya beda kemasan.

Jadi bukan produknya yang salah.

Bisnis yang hanya mengejar untung, atau profit, tanpa memikirkan memberikan nilai tambah hanya akan bertahan sesaat.

Entrepreneur tidak sekedar berdagang/berjualan. Entrepreneur sejati menambah nilai dari suatu barang menjadi lebih bernilai. Dengan melakukan inovasi produk, inovasi pemasaran, dan inovasi sistem.

Inovasi bukan asal beda, tapi unik dan memiliki nilai tambah.

Banyak perusahaan mengeklaim produknya unik atau berbeda dengan yang lain. Sesungguhnya tidak gampang untuk menjelaskan kedua kata sifat tersebut.

Pasalnya, keduanya tidak bisa diukur secara pasti. Terlebih kalau harus menerangkan arti cukup unik, hampir unik atau sangat unik. Oleh karena itu terlepas dari persoalan tata bahasa, tidak menyalahkan anda sebagai pengusaha untuk mengatakan bahwa produk anda unik.

Coba bayangkan, dalam iklan pribadinya seorang pria mengatakan dirinya ganteng atau tampan. Kalau memang pada kenyataannya dirinya tampan, sebenarnya fakta itu tidak perlu dikatakan lagi. Cukuplah dia menyertakan fotonya.

Lain persoalannya bila dia tidak tampan. Untuk meyakinkan orang, dia harus menjelaskan keunggulan pribadi, jabatan atau mugkin kekayaanya.

Nah, apakah perusahaan atau produk/jasa anda bisa disebut unik berdasar salah satu kriteria?

Bila anda menyebut perusahaan/produk/jasa anda satu-satunya atau unik. Untuk mengujinya, bertanyalah kepada diri sendiri,

“So what gitu Ioh?” atau “Who cares?”

Sebagai contoh;

Apotek milik anda adalah satu-satunya yang buka non-stop 24 jam sehari. Nah, ini bukan hanya unik tapi akan menjadi nilai tambah yang sangat baik.

Bila restoran anda satu-satunya yang memiliki taplak meja biru di Jakarta, bisa jadi unik, tapi itu bukan jadi alasan orang untuk datang dan makan di restoran anda.

Tampil beda tidak akan punya arti kecuali perbedaan menjadi alasan konsumen untuk membeli produk atau menggunakan jasa perusahaan anda. 

Sesungguhnya strategi diferensiasi tidak dimaksudkan melulu untuk produk/jasa, melainkan untuk dilihat dalam perspektif konsumen atau pelanggan.

Strategi ini akan berhasil bila konsumen memutuskan membeli produk/jasa karena produk/jasa tersebut mampu memenuhi kebutuhan mereka. Bukan karena produk anda berbeda atau unik atau satu-satunya. 

Diferensiasi produk/jasa baru akan berarti bagi konsumen bila terbukti memiliki kelebihan dibandingkan produk sejenis lain.

Dengan kata lain, anda harus bisa membuktikan kepada para konsumen kelebihan yang terkandung dalam keunikan tersebut.

Misalnya, layanan jasa anda lebih cepat, lebih murah, dan lebih baik. Bila produk makanan/kuliner, rasanya lebih enak, lebih sehat atau anda menawarkan keuntungan atau kelebihan dibandingkan dengan kompetitor.

Dengan begitu strategi ini akan membawa anda ke pantai lautan biru (Blue Ocean).

Sumber : Naskah Lengkap Jalan Jitu WPC

Comments

comments

Share

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *