Bolu Kemojo Chamay: Dari Hobi Menjadi Sumber Penghasilan

Nurnaningsih, perempuan asal Desa Perawang Barat pemilik bisnis Bolu Kemojo Chamay mendirikan usaha karena kecintaannya pada kue tradisional Melayu. Berawal dari kebiasaan membeli dan menikmati kue-kue tersebut, Ibu Nurnaningsih kemudian mencoba membuatnya sendiri.

Walaupun sempat mengalami kegagalan, hal itu tidak membuat menyerah dan terus berusaha hingga akhirnya berhasil menciptakan resep yang sempurna. Untuk mengetahui pendapat orang lain, Ibu Nurnaningsih membagikan kuenya kepada teman-temannya secara gratis.

Ternyata, respon mereka sangat positif hingga beberapa di antaranya mulai memesan. Dari sinilah ide untuk menjual kue tersebut muncul. Kemudian mulai mempromosikan kue buatannya di media sosial melalui Facebook. Banyak teman dari daerahnya, bahkan dari luar daerah, mulai memesan. “Dan melalui usaha ini alhamdulillah bisa membantu perekonomian keluarga saya.”

Usaha tersebut sudah berjalan kurang lebih selama 8 tahun. Saat ini, omzet yang didapatkan sekitar 3 juta/bulan, meskipun terkadang sulit untuk fokus karena bisnis ini masih menjadi pekerjaan sampingan. Namun, prestasi yang telah diraih cukup membanggakan. Bisnisnya telah menerima penghargaan dan mendapatkan kerjasama dari perusahaan PT. IKPP melalui CSR IKPP dan Koperasi Rumpin. Serta dari Dinas Koperasi Kabupaten Siak.

Motivasi dalam menjalankan bisnis ini adalah kecintaannya terhadap kue tradisional serta keinginannya untuk membantu ekonomi keluarganya. Tapi, perjalanan bisnis tidak selalu mudah. Ibu Nurnaningsih sempat menghadapi kendala terkait kurangnya peralatan dan fasilitas barang.

Meskipun begitu, pengalaman selama berbisnis membawa banyak pelajaran dan ilmu baru, terutama di bidang UMKM. Juga mendapat dukungan moral dari sesama pelaku UMKM yang saling memotivasi.

Pemasaran Bolu Kemojo Chamay melalui media sosial dan promosi dari mulut ke mulut. “Usaha yang saya rintis ini merupakan kue khas Melayu, maka kue ini merupakan oleh-oleh kue khas Melayu yang bisa di bawa ke daerah lain. Dan kue ini tidak dijumpai di daerah lain, kecuali ada hanya di daerah Riau. Kualitas dan rasa selalu menjadi prioritas utama dalam pembuatan kuenya,” tuturnya.

Dan untuk meminimalisir resiko komplain dari customer, yang dilakukan adalah, mendengar keluhan pelanggan, meminta maaf atas kesalahan, memberi kompensasi seperti mengganti produk.

Kedepannya, berharap bisnisnya akan terus berkembang. Optimis dapat meningkatkan usahanya lebih jauh lagi dengan dukungan berbagai pihak, baik dari instansi pemerintah maupun perusahaan. Melalui kolaborasi dan kerjasama yang baik, Ibu Nurnaningsih yakin UKM seperti miliknya dapat terus tumbuh dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian lokal.

Awal mula bergabung dengan Womanpreneur Community melalui Koperasi Rumah Pintar Abdul Wahid melalui CSR IKPP/PT. IKPP. “Setelah bergabung banyak saya dapatkan ilmu dan teman di Womanpreneur Community.”

Manfaat dan dampaknya, mendapatkan banyak ilmu baru, teman-teman baru, dan juga kesempatan untuk terus mengembangkan usahanya. Dengan mengikuti program IWPC, Ibu Nurnaningsih merasa semakin maju dan lebih baik dalam menjalankan bisnis. Mentor-mentor dalam program IWPC sangat sabar dan mendukung, sehingga membantu dalam setiap langkah yang diambil. Karyaperempuan.id bagus dan memotivasi perempuan- perempuan Indonesia.

 

Comments

comments

Share

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *