Dalam dunia bisnis, mengalami masa sepi order adalah hal yang wajar, bukan begitu? Biasanya, solusi yang paling umum dilakukan untuk mengatasi situasi ini adalah dengan mengadakan promosi. Hasilnya? Penjualan pun bisa meningkat.
Tapi, mari kita bahas lebih jauh. Sering kali, saat pertama kali sebuah bisnis dibuka, respons pelanggan terlihat luar biasa. Ramai! Namun, setelah beberapa bulan berjalan—biasanya 2-5 bulan—pelanggan mulai berkurang, bahkan bisa berujung pada kebangkrutan.
Apakah promosi selalu jadi satu-satunya solusi untuk menghadapi sepi order? Sebenarnya, jika terlalu sering mengadakan promosi, terutama diskon, justru dapat merusak nilai dari promosi itu sendiri. Apa yang seharusnya menjadi daya tarik bagi pelanggan malah dianggap ‘murahan’. Akibatnya, promosi kita jadi kurang efektif.
Jadi, Apa solusi lainnya?
Untuk meningkatkan penjualan dan keluar dari zona ‘sepi order,’ kita butuh langkah-langkah yang strategis, termasuk mendatangkan calon pelanggan baru. Tapi ingat, calon pelanggan baru belum tentu langsung membeli. Jadi, mengapa kita harus fokus ke mereka? Karena upaya mendatangkan calon pelanggan baru harus disertai strategi berkelanjutan, sekaligus menjaga loyalitas pelanggan lama.
Tips Mengatasi Sepi Order
1. Bangun hubungan dengan pelanggan lama.
Jangan pernah abaikan pembeli lama, meskipun nilai pembelian mereka kecil. Pertahankan komunikasi dan pastikan mereka merasa dihargai.
2. Kumpulkan database pelanggan.
Miliki database yang terstruktur, berisi kategori seperti:
Pembeli: Mereka yang pernah membeli.
Pelanggan Setia: Mereka yang membeli berulang kali.
Calon Pembeli: Mereka yang pernah bertanya atau hampir membeli.
3. Hubungi tanpa berjualan.
Jangan langsung menawarkan produk saat menghubungi kembali. Mulailah dengan basa-basi, seperti menanyakan kabar. Bangun kembali hubungan, baru perlahan-lahan tawarkan produk.
4. Adakan mini gathering untuk pelanggan loyal.
Untuk pelanggan yang nilai transaksinya cukup besar, buatlah acara sederhana seperti ngopi sore di toko. Banyak brand besar melakukan customer gathering, tapi bisnis UKM pun bisa melakukannya sesuai skala masing-masing.
5. Kabarin pelanggan setia dengan santun.
Saat ada produk baru, kirimkan informasi via pesan dengan sopan dan menarik. Saat order menurun, tingkatkan aktivitas penjualan dengan kembali menyapa pelanggan lama. Buka obrolan ringan dulu, baru tawarkan produk yang relevan, mungkin sesuai dengan kesukaan mereka.
Pentingnya pendekatan personal tidak bisa diabaikan, terutama untuk pelanggan premium. Misalnya, jika pelanggan menyukai warna oranye, informasikan produk baru dengan warna tersebut. Strategi ini bisa diaplikasikan untuk bisnis online maupun offline.
Dengan langkah-langkah ini, bisnis kamu bisa kembali menggeliat tanpa harus terus-menerus mengandalkan diskon.
Sumber: Naskah Lengkap Jalan Jitu WPC