Usaha ini pada awalnya adalah almarhum suami yang memulainya. Tetapi ketika beliau berpulang, otomatis saya yang melanjutkan. dengan ketidak tauan dan tidak mengerti konsep bisnis sama sekali, saya mulai mengelola usaha. Konsep usaha berbeda dengan yang suami kerjakan dulu. Almarhum suami saya dulu desainer mesin manufaktur, beliau biasa membuat mesin-mesin untuk produksi beberapa pabrik.
Kesukaannya akan kayu dan ingin memahat kayu dengan basic kompetensinya, beliau membuatlah mesin cnc router. Dan mesin ini adalah spesialis beliau, sebuah mesin yang bisa memahat kayu secara otomatis dengan program komputer.
Pada awalnya saya merasa kesulitan karena dengan berpulangnya beliau, secara mental juga saya terpuruk, dan merasakan kehilangan yang teramat sangat. Sedikit demi sedikit dengan kemampuan yang terbatas, saya mempelajari cara kerja workshop yang terus terang berbeda sekali dengan hobi dan kompetensi saya.
Berbekal mesin buatan almarhum inilah saya mulai mencoba mengembangkan bisnis dengan melakukan riset dan mengeksplore produk baru dengan bahan baku kayu dan limbah kayu.
Awalnya kami kesulitan untuk memperkenalkan produk kami, tapi dengan berjalanya waktu, sedikit demi sedikit, kami mulai memiliki produk yang lebih variatif. Dan mulai memperkenalkan produk kami melalui media social fb saya dan suami waktu itu. Melalui beberapa pelatihan yang kami lakukan salah satunya melalui iwpc akhirnya kami mulai memiliki arah dan tujuan yang lebih baik dalam mengembangkan usaha.
Kami saat ini sudah memiliki varian produk jam tangan kayu dengan 13 varian, jam meja 2 varian, dan produk homedecor dan homeware beberapa macam. Kami terus berjejaring, memperkenal produk kami melalui marketplace, media sosial. Sehingga pendapatan kami yang awalnya hanya 2 juta dalam satu bulan, sekarang bisa mengalami kenaikan hingga 10-20 juta satu bulan rata.
Kami memberdayakan pemuda-pemuda, dan kami juga melakukan kolaborasi dalam proses pembuatan produk kami. Kami mencoba menerapkan konsep sustainable dalam bisnis kami.
Kami bekerjasama dengan pengrajin tenun baduy, tenun atbm yang dikelola para santri di sebuah pondok pesantren di lebak, dengan pengrajin kulit, ecoprint. kami membuat packaging dari palet limbah pabrik di Banten, dan kami mengelola kembali sisa dari limbah produk utama kami menjadi produk yang bernilai dan berdaya jual seperti jam meja, jam dinding, lampu kayu, dan produk lainnya.
Jam tangan kayu Ethnic Sawarna series dan Kanya Ecoprint. Jam tangan kayu dengan tenun baduy ini kami namakan Sawarna Series, Series ini menjadi identitas produk kami karena dengan produk ini kami bisa bercerita, bahwa tenun yang kami gunakan sebagai strap ini berasal dari para ambu suku Baduy yang mengandung banyak filosofis, karena pembuat tenun inipun tidak bisa sembarangan.
Motif-motif tenun baduy selalu bisa bercerita, cerita tenun baduy akan selalu menjadi inspirasi bahwa budaya dan alam harus selalu beriringan dan sejalan. Selain itu ecoprint sebagai karya dari para perempuan di Banten juga kami ajak untuk berkolaborasi untuk ikut menyuarakan bahwa alam selalu menawarkan keindahan, dan harmoni yang akan menambah nilai suatu produk. Untuk Ecoprint Series ini kami namakan Kanaya Series.
Kisah di atas merupakan salah satu pelaku usaha bernama Ibu Rizki Pebriani. Usaha yang beliau jalankan mulai dari tahun 2015 dan omzet yang didapat itu 10-50 juta/bulan.
Keunggulan dari jam tangan kayu ini adalah produknya memiliki identitas sebagai jam kayu ethnic dengan ciri khasnya tenun baduy, tenun baduy hanya ada di Banten, berbicara tentang tenun baduy, pasti berbicara tentang cara hidup dan budaya masyarakat baduy itu sendiri. Selain itu juga memiliki varian ecoprint yang tamah lingkungan dan sangat natural berkolaborasi dengan ecoprinter Banten.
Packagingnya terbuat dari limbah kayu, dan sudah memperhatikan konsep sustainable produk. Karena produk ini dibuat oleh pengrajinnya langsung, sehingga bisa menjamin garansi dan service aftersalesnya apabila ada kerusakan. Produknya juga bisa dikustomisasi sesuai dengan keinginan kustomer.
Apakah ada pengalaman yang paling berkesan saat menjalankan bisnis ini?
“Pengalaman batin sih, seperti saya jualan produk saya dikampung halaman, dan komentar dari warga setempat, yang memang tidak terjangkau bagi orang kebanyakan disini. Meskipun ada yang mampu, tapi apresiasi terhadap produk bernilai seni dan craft itu belum mereka fahami, jadi ketika pameran saya sering dapat komentar daripada beli begituan mending beli beras. Atau dari stake holderny malah menyarankan untuk berganti usaha, karena mereka sendiri bingung gimana cara bantu kita. Disitu kita harus faham kalo mereka bukan pasar kita.”
Awal mula mengenal Womanpreneur Community di share di grup oleh senior saya, dan dari namanya sajaWomanpreneur Community, sudah membuat saya ingin mengetahui dan ikut berjejaring. Manfaat nya untuk saya dari sisi mental dan ilmu bisnis sih yang kerasa banget, banyak banget yang gak taunya, yang pasti beda banget dengan pelatihan yang pernah saya dapatkan sebelumnya.
Mentor-mentor nya juga gak kalah hebat, para mentor IWPC itu kompetensinya teruji, dan semuanya pelaku usaha dan praktisi bisnis yang pastinya ilmunya teruji. Jadi meskipun online, belajar sama para mentor itu seru ya, karena dapat ilmu dan pengalaman baru.
Prestasi/ pencapaian terbaik:
Juara 3 lomba Zerowaste Mentoring program bersama WPC,
UMKM wanita award tingkat kabupaten Pandeglang,
Juara 1 lomba craft Provinsi Banten, Finalis AKI 2022 Kemenparekraf
Sumber: Rizki Pebriani
Social Media : @kaywoodwork