Berani untung? Pastinya semua akan menjawab; ya berani dong, kamu juga pasti menjawab berani dong. Dalam bisnis ntah itu skala kecil dan atau yang sudah kelasnya besar, rugi dan untung ya pastinya menjadi makanan utama.
Namanya bisnis, kan tujuannya untung. Right? Pasti anda bilang benar. Masa bisnis cari rugi. Nah, banyak orang yang ingin memulai usaha akhirnya hanya berhenti pada batas niat saja. Mengapa? Karena adanya sejumlah ketakutan-ketakutan itu. Takut rugi, takut tidak bisa balik modal, dan ketakutan lainnya. Dengan berbagai perhitungan, karena terlalu dihitung-hitung, akhirnya yang muncul rasa takut tadi.
Perhitungan memang penting. Perencanaan juga sangat penting. Namun, jika semua itu tanpa disertai tindakan nyata, hanya akan sia-sia belaka. Banyak sekali peluang yang ada di sekeliling kita. Namun, jika hanya dijadikan bahan untuk dikaji, dihitung, dipertimbangkan, tanpa ada action, maka semua hanya akan muncul di angan saja, atau, minimal jadi tulisan dalam lembaran kertas.
Ada salah satu rekan saya. Dia mempunyai ide-ide brilian berbagai macam jenis usaha. Bahkan, terkadang, menurut saya ide tersebut bisa jadi akan sangat menguntungkan jika direalisasikan. Namun, saat saya tanya padanya, dia selalu berkata, tunggu waktu yang tepat. Hingga kini saya menulis cerita ini, saya belum pernah mendengar idenya terealisasi.
Lain lagi dengan sahabat-sahabat saya di Womanpreneur Community, dimana sebagian besar adalah ibu rumah tangga dengan segala kesibukannya di rumah, ya mengurus anak mengurus suami mengurus rumah dan lain-lain.
Salah seorang sahabat yang suaminya baru saja berhenti bekerja karena perusahaannya bangkrut. Ia pun kemudian punya ide sederhana yang sebenarnya sudah sangat banyak yang menekuni, yakni berjualan masakan untuk sarapan pagi antara lain bubur ayam dan lontong sayur.
Ia berniat mempertaruhkan uang pesangon sang suami, tanpa merasa harus takut risiko, untuk merealisasikan ide itu. Maka, mereka memutuskan berjualan dengan menggunakan satu-satunya mobil yang mereka miliki.
Setiap paginya, sahabat saya ini mempersiapkan segala kebutuhan jualan dan sang suami yang menjualnya, mereka mangkal setiap hari dari sekitar pukul 6 pagi sampai pukul 10.00 setiap harinya.
Hasilnya? Menurut penuturannya, minimal total 100 porsi bubur ayam dan lontong sayur ludes setiap pagi hanya dengan berjualan 4 jam saja dengan harga Rp 8.000 per porsi terjual dalam sehari. Berarti, penghasilannya kotor per hari minimal Rp 800 ribu, dan perbulan mereka bisa membukukan total penjualan sedikitnya 15 jutaan.
Dengan asumsi keuntungan yang berkisar 40-an persen, paling tidak setiap bulannya mereka sudah mendapatkan keuntungan senilai 6 jutaan. Jauh melebihi dari gaji yang diperolehnya saat masih bekerja dulu kata sang suami.
Inti dari apa yang ingin saya sampaikan adalah, jangan takut untung dan jangan pula takut rugi. Semua itu hanyalah bonus dari anda yang pandai memanfaatkan peluang. Semua peluang yang ada, jika diiringi dengan usaha keras, disiplin, keuletan, ketekunan, dan keyakinan kuat akan kesuksesan, maka pasti akan memberikan hasil sesuai yang kita inginkan. Selamat mencoba!
Sumber: Naskah Lengkap Jalan Jitu WPC