Helmiati, perempuan yang memiliki usaha dibidang Kuliner dengan brand Oma Keenan. Memulai bisnis rendang kemasan pada tahun 2017 saat ia sudah pensiun dari pekerjaannya yang sudah digeluti selama puluhan tahun. Pada tahun yang sama, Rendang dinobatkan sebagai The Most Delicious Food In The World (CNN). “Saya sebagai putri asli Minangkabau, bertekad untuk lebih mempopulerkan hidangan daerah saya ini secara nasional maupun global” tuturnya.
Bisnis Oma Keenan sudah berjalan selama 7 tahun dengan omzet 50 juta/bulan. Selama berdirinya, Oma Keenan pernah mendapatkan prestasi berupa terpilih untuk turut serta dalam pameran Internasional di Selangor (Selangor International Business Summit) setelah kurasi yang ketat oleh kemenkop yang diikuti UMKM seluruh Indonesia dan terpilih menjadi 21 UMKM terbaik.
Bu Helmiati termotivasi menjalankan bisnis ini sejak rendang dari Indonesia dinobatkan sebagai makanan terenak di dunia. Rendang Oma Keenan diproses dengan teknologi Retort yang memungkinkan produk hidangan kemasan bisa tahan sampai dengan 1 tahun pada suhu kamar. Teknologi ini telah memungkinkan untuk export produk Oma Keenan ke New Zealand, Singapore (white label) dan Australia.
Jadi, produk dari Oma Keenan sangat aman untuk dijual di Supermarket, diexport, sebagai bekal dalam perjalanan atau untuk dijadikan stok makanan siap saji yang bergizi dirumah. Saat pandemi terjadi, Oma Keenan pernah mengikuti Food Startup Indonesia 2020. Berkompetisi di Nusa Dua Bali dengan 100 UMKM terbaik di Indonesia, setelah melalui kurasi yang ketat dari 6000 UMKM. Di Nusa Dua Bali produk dari Oma Keenan masuk dalam kategori 25 UMKM terbaik di Indonesia. Kegiatan Food Startup Indonesia ini dibiayai sepenuhnya oleh Kemenparekraf.
Bukan bisnis namanya kalau tidak bertemu dengan pesaing. Ditengah banyaknya pesaing, bu Helmiati mempertahankan brand Oma Keenan dengan cara memasarkan produknya melalui ikut dalam kegiatan pameran dan kompetisi, dan juga membuka toko online dibeberapa marketplace dan masuk retail modern seperti Indomaret, Alfamart, Hypermart, Lulu, dll.
Pada awal menjalankan bisnis, banyak kendala yang dialami oleh bu Helmiati, diantaranya adalah terkait dengan pemilihan packing primer yang cocok untuk rendang, juga umur simpan rendang yang harus ditingkatkan supaya bisa menjangkau dan dimanfaatkan oleh konsumen mancanegara. Namun setelah didapatkan packing yang sesuai dan menerapkan system Retort, kendala tersebut bisa teratasi. Selain itu kendala lainnya adalah meningkatkan pemasaran yang terus ia perjuangkan setiap waktu.
Dengan mengenali kebutuhan pelanggan, menjaga kualitas produk, meningkatkan komunikasi dan pelayanan pada pelanggan adalah cara bu Helmiati meminimalisir terjadinya komplain negatif dari pelanggan. Menurutnya, memiliki jiwa innovative, adaptif, kolaboratif dan komunikatif adalah pengembangan karakter yang harus dibangun untuk meningkatkan kinerja bisnis.
“Saya mengenal WPC dari salah seorang UKM Bekasi yang bisnisnya sudah lebih maju dari Oma Keenan yang saat itu baru berjalan sekitar 1 tahun” tuturnya. Begitulah awal mula bu Helmiati mengenal WPC, kemudian ia memutuskan untuk bergabung dengan IWPC dimana ia bisa belajar dasar-dasar mengelola bisnis. Menurutnya program IWPC adalah program yang terlengkap dan berkesinambungan.
Manfaat dalam mengikuti proram IWPC yang dirasakan bu Helmiati adalah ia jadi mengenal apa itu target market, HPP, Business Model Canvas, dan ilmu lainnya yang sebelumnya tidak ia pahami. Ia juga memuji para mentor yang menjadi inspirasinya. Menurut bu Helmiati Karyaperempuan adalah marketplace yang sangat bagus untuk UMKM perempuan.