Salam semangat
Saya winda. Terimakasih wpc telah diberi kesempatan
untuk berbagi kisah sebelum dan sesudah mengikuti iwpc.
Sebelumnya latar belakang saya sekolah di salah satu sekolah fashion di Semarang. Setelah selesai kemudian saya bekerja pada salah satu garment di bagian pattern marker dan disign. Dari awal saya ingin punya usaha fashion sendiri. Namun tidak tau bagaimana yang harus dilakukan oleh seorng pengusaha, sementara saya juga bukan orang yang kenalanya banyak. Terlalu takut kalau tidak laku untuk membuka usaha sendiri..
Selama ini saya sering bertemu dan diskusi dengan teman pelaku usaha yang sebelumnya ikut iwpc. Mereka adalah mba novita dan mba astrid. Yang mendorong saya untuk ikut inkubator ini. Akhirnya saya mencari tau dulu sebelumnya tentang iwpc ini. Waktu itu ada wpc camp yang di adakan di bandungan. Nah saya mengikuti acara dan daftar jadi memper wpc. Setelah itu saya nekat masuk iwpc. Dan status saya saat itu masih bekerja.
Sebulan mengikuti program kelas iwpc. Saya langsung mantap risgn. Di bulan awal kami diacarkan untuk fokus pada usaha dan produk yang kita pilih. Saya memilih untuk membuat pakaian ready to wear, khususnya abaya yang sesuai dengan latar belakang dan passion saya. Kemudian bimbingan demi bimbingan kita dapatkan. Dan saya mulai membuat logo sesuai bimbingan bpk rujiyanto. Setelah logo juga ke packaging, budgeting pembenaran produk yang layak jual. Hingga ke detail detailnya yang tidak terfikir sebelumnya. Sepulang dari bimbingan saya pasti langsung menggebu-nggebu agar produk saya ini tercipta baik, layak dibeli tentunya disukai orang. Karena value nya juga harus terfikirkan dan bermanfaat untuk konsumen, dengan produk yang sesuai dengan harga dan manfaatnya. Saya juga memikirkan benar benar apa manfaat yang dirasakan konsumen hingga produk saya ini pantas untuk dibeli. Sehingga terciptalah abaya yang saya disign sesuai denga ciri khas saya, namun juga menyesuaikan dengan trend. Dimana jika dipakai untuk orang gemuk tidak terlihat gemuk, dan juga berisi bagi orang yang terlihat kurus. Jadi fleksibel. Tidak itu saja. Kami juga diajarkan untuk membidik target market yang benar. Jadi diajarkanlah kami. Mulai dari sosmed dan cara promosinya agar pas sesuai target. Awal pameran saya terkejut. Karena awalnya saya masih belum pede dengan prosullduk saya. Namun ternyata 20 abaya yang saya buat langsung sold out. Dan sebelumnya saya juga terkejut lagi karena dapat tawaran untuk masuk tabloid cempaka. Itulah awal progres saya mengikuti iwpc.. Bulan ke ke riga saya semakin mantap karena sudah pede dengan produk, untuk membuka butik wa by winda affandi. 24 april saya langsung soft oppening. Jadi benar2 progres diluar ekspentasi. Setelah soft oppening saya juga membuat web www.windaaffandi.com, fanspage, juga instagtam. Penjualan online pun saya mulai. Namun memang masih oenjajakan awal jadi bulan ketiga beluma ada penjualan juga dari onlime. Saya evaluasi, memang perlu promo dengan hastag yang pas. Setelah bulan ke 4. Sosmed saya mulai berjalan, namu terkendala di produksi yang kurang cepat. Karena pemotongan masih saya lakukan sendiri.. Jadi sya harus menerapkan auto pilot materi pak dion. Alhamdulillah sekarang sudah ada tukang potong. Itulah progres singkat saya sebelum dan sesudah mengikuti iwpc. Dan alhamdulillah pada final kemarain saya mendapatkan progres terbaik ketiga. Namun ini belum seberapa. Dan perjalanan saya juga masih sangat panjang. Terimakasih iwpc..