Kemandirian wanita

Rina masih dalam masa berkabung. Suaminya  baru saja meninggal karena serangan jantung, kepergian sang suami membuatnya sangat terpukul, mengingat suami  Rina adalah tulang punggung keluarga dan satu-satunya sumber pencari nafkah. Kini label tulang punggung keluarga itu berpindah pada dirinya, karena masih ada tiga buah hati mereka yang masih duduk di bangku SD dan TK  . Ia harus berpikir keras bagaimana ia bisa menghidupi kedua anaknya , sedangkan selama ini Rina teramanat sangat tergantung bahkan sangat dimanja oleh sang suami. Sejak mereka menikah praktis Rina menjadi full mom tanpa kegiatan lain.

Cerita diatas tentu sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Kejadian tersebut bisa menimpa siapa saja termasuk teman terdekat , salah satu keluarga besar kitadan juga diri kita sendiri tentunya

Hanya Allah yang tahu apa yang akan terjadi esok. Hari ini mungkin para suami masih bisa menghidupi istri dan keluarga mereka, tetapi belum tentu dengan hari esok.Bisa jadi suami terkena dampak PHK dari perusahaan,perpisahan,sakit dalam waktu yang cukup lama juga jika harus mengalami seperti cerita Rina diatas, sang suami kembali ke pangkuan Allah

Pemenuhan kebutuhan moriil dan materiil seorang perempuan memang terletak pada suaminya. Namun setiap insan manusia juga diwajibkan untuk tidak berpangku tangan, termasuk seorang perempuan.

Mandiri bukan berarti hidup sendiri tanpa membutuhkan campur tangan orang lain dalam proses hidupnya. Dibutuhkan peran orang lain dalam porsi sewajarnya. Mengingat manusia adalah mahluk sosial  yang saling bersimbiosis mutualisme.

Kemandirian memang bukan perkara yang mudah, namun banyak cara untuk memupuk karakter tersebut, salah satunya dengan menggali potensi diri kita  dalam berkreativitas, karena pada dasarnya setiap permasalahan memerlukan kemandirian  & cara–cara yang kreatif untuk menyeleseikannya. Semakin banyak permasalahan yang bisa diatasi & semakin besar kebutuhan yang harus dipenuhi, maka semakin terasahlah kreativitas dalam diri seseorang.

Konsep hidup mandiri juga sejalan dengan prinsip “sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi sesamanya”. Bagaimana seseorang bisa bermanfaat untuk orang lain, sedangkan ia tak mampu memenuhi kebutuhannya atau dengan kata lain belum bermanfaat untuk dirinya sendiri.

Allah memberi akal kepada hamba Nya, supaya akal tersebut  digunakan untuk menggali potensi dalam dirinya sebagai bentuk rasa syukur. Dalam prosesnya dibutuhkan visi yang akan mengarahkan tujuan hidup kita untuk tidak berpangku tangan lalu menjadi beban orang lain.

Perempuan yang berkarakter mandiri biasanya mempunyai beberapa ciri khas, antara lain:

  •  Mudah bangkit ketika menghadapi musibah
  • Tak mudah menyerah untuk selalu belajar menambah wawasan
  • Selalu mengembangkan kemampuan yang dimilikinya
  • Berusaha memberi manfaat untuk orang lain

Di sisi lain, ujian dalam rumah tangga juga mejadi salah satu alasan kenapa seorang perempuan harus mandiri. Alasan tersebut membuat seorang perempuan untuk tidak semena-mena menggantungkan pencarian nafkah ke suami atau keluarga. Namun perlu ditekankan pula, bahwa seorang perempuan yang mampu mandiri secara materi tetap wajib hormat kepada suami dan keluarga.

Perempuan tidak boleh pasrah terhadap masalah. Harus berani mengambil keputusan disaat sulit, bersikap tegar disaat ujian menyapa, mencari solusi ketika keruwetan hidup di depan mata, dan mampu bersikap tegas ketika dilema melanda.

salam

Irma Sustika

Comments

comments

Share

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *