Juice DO & GO : Menyadari Potensial Dari Buah yang Terbuang

Srifennika Purba, perempuan asal Jakarta yang mendirikan usaha dengan brand Juice DO & GO. “Awalnya dikarenakan sedang hamil, lalu butuh buah untuk asupan kandungan. Nah pas lagi cari cari buah, melihat kondisi bahwa banyak sekali buah terbuang di jalanan. Tertarik tau ada apa, akhirnya melakukan riset kecil kecilan” tuturnya. Dari hasil riset yang dilakukan, bu Srifennika mendapatkan fakta bahwa konsumsi buah masyarakat Indonesia sangat jauh dari yang diharapkan. Sementara Indonesia adalah negara penghasil buah nomor 9 terbesar di dunia. Jadi menurut bu Srifennika, tidak match antara permintaan dan jumlah produksinya.

Dari kondisi tersebut, bu Srifennika akhirnya menyadari hal ini adalah suatu potensial untuk dilirik dan dikembangkan, hingga akhirnya muncullah brand DO & GO. DO & GO sudah berdiri selama 7 tahun dengan omzet kurang lebih 800 juta/bulan.

Rasa sayang Ketika melihat banyak sekali buah namun demindnya tidak banyak, menjadikan bu Srifennika termotivasi menjalankan bisnis Juice DO & GO. Hal ini memacu ia untuk selalu memikirkan apa sulusinya agar buah-buah tersebut bisa diserap sebanyak mungkin sehingga jumlah buah yang terbuang semakin bisa terminimalisir.

Juice Go & Go ditahun 2021 hingga 2022 berhasil membuka sampai dengan 13 cabang. Dalam memasarkan produknya, bu Srifennika mencoba semua cara yang mampu dilakukan. Seperti membuka toko offline dibeberapa titik yang kira-kira 4km disekitarnya adalah target marketnya. Bu Srifennika juga melakukan penjualan diberbagai media online dan selalu aktif melakukan promo coret ataupun iklan berbayar maupun organic.

Dalam menjalankan bisnis pasti ada macam macam kendala yang dialami oleh setiap pengusaha. Kendala yang dialami bu Srifennika dalam menjalankan bisnisnya adalah cara memitigasi agar buah tidak mudah busuk dan strategi marketingnya. Namun, ia terus mengembangkan karakter dengan cara konsisten, komitmen, disiplin dan belajar serta terus beradaptasi. Walaupun demikian, menjalankan bisnis ini menjadikan bu Srifennika pribadi yang memiliki mental lebih kuat.

Bagaimana cara meminimalisir resiko komplain dari customer yang dapat menyebabkan image negatif pada bisnis? Menyediakan layanan customer service, sehingga ketika ada complain, bisa bertanya ke  mereka dimana letak kesalahan dan apa keinginanya, begitulah cara bu Srifennika. Selain itu ia juga memberi Solusi yang bisa menyenangkan customer seperti memberi penggantian produk atau memberi diskon ketika mereka melakukan pembelanjaan kembali.

Menurut bu Srifennika bisnis juice sangat bagus, karena bukan bisnis musiman, buah akan selalu menjadi salah satu kebutuhan masyarakat. Ia selalu mengenali buah yang diolah khususnya buah alpukat, dipelajari sampai melakukan riset yang cukup Panjang untuk akhirnya menemukan buah seperti apa yang akan diolah. Hingga menghasilkan Juice Do & Go, minuman sehat dengan rasa buah yang sangat terasa, serta memiliki banyak kandungan nutrisi.

“Mentok dalam berbisnis” adalah awal mula bu Srifennika mengenal WPC. Saat kuliah ia mengambil jurusan bisnis, namun menurutnya ketika sudah dilapangan menerapkan ilmu yang didapat ketika kuliah dengan praktek dilapangan langsung tidaklah semudah yang dibayangkan. Akhirnya bu Srifennika mencari mentor dan bertemulah dengan WPC. Selama mengikuti program dari WPC, ia disadarkan bagaimana menerapkan ilmu yang dulunya sudah pernah didapatkan saat masa kuliah, sehingga berdampak baik bagi bisnisnya.  

Menurutnya, mentor-mentor yang ada di WPC sangat keren, lugas dan cenderung mendorong kita untuk terus belajar, dan inilah yang paling bu Srifennika sukai. Ia juga memuji Karyaperempuan, platform yang sangat membantu perempuan ukm untuk memasarkan produknya.

 

 

 

Comments

comments

Share

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *