Tertohok di IWPC, Lahirlah Tamarind Cake

tamarind cake kuliner semarangYes, I was born to be an entrepreneur, Bisa dibilang jiwa bisnis sudah tertanam di hidup saya sejak saya dilahirkan….

Nama saya Febby Natalia, singkatnya biasa dipanggil VB. Masih teringat jelas dalam pikiran saya, bisnis pertama saya adalah : Menjual Payet. Saat itu saya kelas 2 SD, Mama saya mempunyai sebuah Salon kecantikan, dan disela kegiatannya suka sekali membuat baju-baju daerah dengan aneka payet di bajunya. Melihat Payet ber gram-gram bertebaran, muncul ide saya untuk saya packing dengan plastik kecil, per pack isinya 1 sendok makan lalu saya seal dengan lilin. Keesokan harinya payet2 itu saya jual ke teman-teman sekolah dengan harga 150 rupiah perpack dan sold out 15 pack. Untung besar…. jelas!! Secara tanpa modal, hahhahahha… tolong jangan ditiru ya….

Kelas 3 atau 4 SD saya bersama tetangga sebelah rumah dengan modal 500 rupiah pergi ke pasar, lalu membeli mainan-mainan dari kertas seperti boneka bongkas pasang, kartu bergambar dan lain-lain, lalu dengan meja kecil kami menjual di gang sebelah rumah, dan dari modal 500 itu, kami berhasil menjual dengan hasil 800 rupiah, keuntungan 300 rupiah kami belanjakan lagi hingga kami mendapatkan hasil 1700 rupiah, keuntungan 800 rupiah kami bagi ber2.

Kelas 6 SD saya membuat booklet yang berisi alamat artis-artis dalam dan luar negeri, lalu saya jual melalui surat pembaca di majalah Kawanku. Booklet saya jual 1500 + prangko 500 untuk pengiriman.

Beranjak SMP saya  membeli majalah-majalah luar Negeri seperti Seventeen, BOP, Big Boopers, dan semacamnya. Saat itu majalah2 import harganya 15.000 – 17.000, dari majalah-majalah itu saya mengambil poster dan PinUp ( poster berukuran A4 ) bergambar artis-artis mancanegara yang kemudian saya jual seharga 5000 / pin up dan 15.000 untuk poster. Sama seperti sebelumnya, saya menggunakan media nasional seperti Kawanku, Gadis dan Aneka untuk menjual poster2 tersebut.

Di bangku SMU saya memulai bisnis Parcel Valentine berisi aneka coklat bersama teman sekelas, dan kami berhasil menjual 15 paket. Bisnis parcel ini berlanjut hingga kuliah dan berhasil menembus perusahaan dengan omset 6-10 juta. Diluar bisnis parcel setiap lebaran saya membuat brownies, saat itu brownies belum begitu booming seperti sekarang, brownies tersebut saya jual di teman-teman mama dan dititipkan di koperasi-koperasi dengan harga 12.000. Di Akhir masa Kuliah, bersama pasangan saya menyewa kios di RSDK dan membuka toko kelontong + wartel, bisa dibilang Toko kelontong tersebut berjalan cukup baik, tapi mungkin karena kami masih sangat muda, kami tidak berhasil menembus birokrasi RS pemerintah tersebut untuk perpanjangan kontrak berikutnya. Lulus kuliah saya kembali mencoba peruntungan dengan membuka cafe dan sukses bangkrut dalam waktu 1 tahun.

Selepas itu, tahun 2005 saya bekerja di sebuah perusahaan Multinasional yang bergerak dibidang telekomunikasi. Berada dalam zona nyaman membuat jiwa pengusaha saya tertantang, dan kembali mencoba peruntungan dengan membuka studio musik, disusul dengan cafe bersebelahan dengan bengkel modifikasi suami. Tahun 2009, bersamaan dengan habisnya cuti melahirkan, saya memutuskan untuk resign dari kantor dan konsen mengurus anak sambil berjualan baju-baju anak yang saya import dari china secara online, disisi lain Cafe dan Studio music tetap berjalan walaupun terseok-seok. Lagi-lagi jualan online harus gulung tikar karena terhambat dengan birokrasi dari bea cukai dan dollar yang semakin tinggi. 1 bisnis tutup, saya mulai lagi dengan menerima pesanan cake dan cupcake dekor walaupun hanya berdasarkan ilmu secara otodidak dan minim pengalaman.

Tahun 2011 saya bersama suami mengikuti pelatihan entrepreneur di Jogja, dan sepulang dari pelatihan tersebut saya memutuskan untuk mengamputasi Studio Musik dan Cafe dan memilih FOKUS pada bidang perkue-an. Saya membuat Blog untuk memuat cake hasil dekor saya dengan alamat www.semarangkitchen.com saya mempelajari SEO, dan promosi di media sosial. Setahun berjalan cukup baik, saya mulai berpikir… kalau terus seperti ini, ini namanya bukan bisnis, tapi wirausaha, bener-bener wirausaha karena owner merangkap sebagai Customer Service, Administrasi, Baker, Decorator dan bahkan terkadang merangkap sebagai kurir. Tahun 2012 dengan tabungan seadanya saya mengontrak sebuah Kios berukuran 3×5 sebagai toko offline, dengan nama Velvet Baking Shop. Dengan 3 karyawan pada awalnya, saya melepas jabatan saya sebagai CS permanen, Cake Decorator Permanen dan Kurir permanen. Karena tempat yang belum memadai, proses baking masih dilakukan dirumah, sehingga hampir setiap hari saya harus wara-wiri ke toko untuk mengantar cake atau cupcake.

Awal tahun 2015 ini, sesuai target tahun lalu kami harus mencari tempat baru yang lebih besar sehingga bisa memindahkan dapur satu atap dengan toko jadi saya tidak harus wara-wiri lagi. Alhamdulillah saya menemukan sebuah rumah yang menurut saya cukup memenuhi syarat dan sesuai dengan budget walaupun berada di dalam gang tapi bersebelahan dengan cafe yang cukup ramai sehari-harinya. Ditempat yang baru ini, saya mempekerjakan 6 orang karyawan, sebagai baker, cake decorator, 2 orang Shop keeper, supervisor dan cleaning service.

Pada pelatihan entrepreneur yang pernah saya ikuti, saya diajarkan untuk melangkah melewati bara api, saya berjalan dan melewati rintangan, walaupun dalam 9 bulan terakhir terjadi bongkar pasang personil hingga 5x, saya yakin semua masalah ini akan bisa saya lalui. Tahun 2016, Target saya adalah mempunyai satu produk yang bisa menjadi produk cake oleh-oleh khas semarang, dan bagaikan sebuah takdir saya dipertemukan dengan WPC dan mengenal program Inkubator di WPC yang tidak mungkin saya lewatkan. Entah bagaimana, saya yakin… IWPC akan menjadi dongkrak, alat pengungkit untuk mengangkat bisnis saya pada level lebih tinggi.

Selama 2 hari mengikuti IWPC sesi 1, kelas Marketing Mix benar-benar membuka pola pikir saya, berbagai ide mulai muncul untuk produk yang akan saya kenalkan. Kelas Budgeting bisnis akhirnya membuat saya harus berpikir sampai pusing untuk menghitung lebih mendalam agar tidak mengalami keuntungan semu semata. Walau sempat merasa kurang percaya diri dengan produk saya, tapi kini saya tak sabar untuk segera mengenalkan produk tersebut ke masyarakat. Saya yakin, bersama IWPC 5 ini, saya disiapkan untuk Sukses dan melenting semakin tinggi tetapi tetap membumi.

Pernah denger ga istilah Mestakung ??? alias Semesta Mendukung….

itulah yang saya rasakan ketika memutuskan untuk ikut IWPC5 atau Inkubator Bisnis Woman Preneur Community.

kenapa bisa begitu ??

yup…. pas banget ketika punya rencana untuk mengembangkan dan memajukan usaha yang sudah saya rintis dan jalani selama 5 tahun, mewujudkan mimpi saya untuk mempunyai produk massal yang akan membawa nama kota semarang kesayangan ini.

Rencana untuk test pasar produk Tamarind Cake ini sebenarnya masih Januari-Febuari 2016. jadi selama ini kita masih beberapa kali trial terutama untuk menemukan tekstur yang paling pas dan enak.

1 agustus 2015 janjian ama temen untuk ikut Halal Bihalal WPC di Canadia, dan disitulah dipertemukan dengan program IWPC.

This is it !!! this is what I need….

Mo ngeluncurin produk baru, masih meraba-raba pasar. Dengan di support kelas bisnis dengan mentor yg berpengalaman, di giring selama 4 bulan full, ini adalah waktu yang pas untuk memulainya….

Yup…. saya ngerasa Semesta sedang Mendukung saya….

disaat mau maju, jalan dengan produk baru, diperkenalkan dengan IWPC yang kebetulan pula diadakan di kota sendiri SEMARANG. What else I could ask for more ???

Masih inget banget, ketika daftar #IWPC5, belum punya produk, baru punya ide… sudah beberapa kali trial, ga keitung berapa yg masuk tong sampah.
Dan ketika kelas 1 bulan lalu, ternyata musti bawa produk,akhirnya nekat bawa produk apa adanya… bahasa keren gw : prototipe
Rasanya bener2 ga pede disandingkan dengan teman2 lain yg keren2, punya gw stiker aja ga ada

setelah beberapa kali berbisnis nanggung, kali ini gw ga mau nanggung lagi, cari tukang design untuk keperluan branding, cetak packaging, marketing tools skalian car branding, bikin socmed dan poto product, sekarang semua pening dan keringat itu terbayar sudah ketika semua hal tersebut berada didepan mata.

disaat orang lain bilang gw gila… beberapa bilang gw lebay, buat gw itulah totalitas…

to be honest, gw orangnya ga PDan, begitu liat produk lain yang bagus, mental langsung ngedrop sampe ke lantai…

dengan design yang bagus, kemasan yang bagus otomatis akan mengangkat produk gw sendiri, dengan begitu rasa percaya diri gw pun sedikit demi sedikit ikut terangkat…. yes, I did it for my self.

Kalau ditanya…. Apa siy progres kamu selama ikut IWPC ini ??

berarti dari bulan september sampai Oktober kemarin lah ya…

hmmmmm….

yang jelas jawabannya adalah : GW PUNYA PRODUK

ya, itulah progress paling nyata yang gw rasain selama ikut IWPC.

kadang yang namanya manusia memang butuh didorong, dipaksa, ditendang, bahkan kalo perlu dijorokin…

Setahun lebih punya angan-angan, Hampir 4 bulan punya rencana, 2 bulan trial, hasilnya ?? ya gitu doank….

Trial… buang… trial….cicipin… aneh…. trial….cicipin….lumayan, ga puas trial lagi, cicipin masuk tempat sampah, trial lagi lumayan lagi, trial lagi, gituuuuuuuuu terus sampe oon. Kenapa begitu ?? Yes, gw ga pede dan ga punya tujuan gimana yang seharusnya.

Bulan Agustus kelas IWPC 1, gw bawa produk yang kata gw prototipe, kata Coachnya : GA JELAS!!

Nohok ??? pastinya!!!  Uasem tenan lah  coachnya kata orang jawa bilang.  hahahahhahhaa piss ya mam…..

penasaran dan merasa tertantang…. tapi paling ga gw lebih tau mau dibawa kemana si Tamarind ini….

Bulan Oktober, kok ya ndilalah langsung kena giliran bazaar…. Mateng!!!! secara masih ngerasa produk masih prematur gini…. tapi sekali lagi, kalo ga dijorokin, ga bakalan manjat…..

langsung mikir bikin kemasan dan materi promosi, biar bazaar nanti gw punya display, bukan cuma punya cita-cita doank seperti bulan sebelumnya wkwkkwkwkkwk

And Finally, saat itu tiba…. gw bisa pede maju ke atas panggung buat presentasi, karena apa ??? sekarang… GW PUNYA PRODUK

tamarind cake kuliner semarang

Dan lega rasanya ketika ( paling ga ) para juri & coach bilang : This is Tamarind!! *fiuuuuhhh

Sampai saat ini belum berani launching karena masih kurang puas dengan teksturnya, dan masih sangat menantang sekali membuat SOP agar produk selalu sama tekstur dan rasanya, akan tetapi, setidaknya saat ini gw sudah tau mau kemana, ga meraba-raba kesana kemari lagi.

Sekian Part 1 ini, nantikan episode berikutnya bersama IWPC yang pastinya makin menarik dan menantang

hahahhahahhahhaha

Comments

comments

Share

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *