Kedai Nyai Sonar: Cita Rasa Masakan Khas Nusantara yang ada di Semarang

Fenna Arfianti, alumni IWPC Batch 9 yang menggeluti usaha di bidang kuliner. Awal mula mula menjalankan usaha ini adalah–setelah menikah memutuskan resign dari sebuah bank swasta di Jakarta, dan kembali ke kota Semarang. Memutuskan untuk membuka usaha kuliner karena hobi memasak, membuat kue dan garnish.

Awal buka 2008 adalah kedai soto khas Solo (daerah asal suami) yang mendapat respon hangat di Semarang dengan bumbu hasil belajar dari mertua dan budhenya suami.

Soto Pandanaran dibuka 2008. Pada tahun 2020 awal terdampak Covid 19 yang harus berpikir kreatif supaya tidak mengirim pulang 8 karyawan yang sudah setia ikut selama 11 thn. Akhirnya menawarkan paket isolasi mandiri selama 7-14 hari lengkap dengan jamunya. Yang ternyata cukup diminati. Covid tidak lantas membuat kami surut, namun malah semakin sibuk dengan aneka pesanan masakan khas nusantara.

Agar namanya nyambung dengan menu catering, maka dibuat brand kedua : Kedai Nyai Sonar, cita rasa masakan khas nusantara. Sekaligus menandai kepindahan kami di tempat yang lebih luas dan representatif di jantung kota Semarang.

2022 Membuka Kedai Kopi bernama Saka Kopi Sriwijaya karena masih ada space kosong ditempat baru kami tersebut. Dengan mengandalkan olahan biji kopi lokal terbaik dari Jawa Tengah.

Omzet dari usaha ini yaitu 60-120 juta/bulan, wow angka yang sangat fantastis bukan? Usaha kuliner jika tidak punya passion in to it, maka akan cepat menyerah lalu rugi dan tutup.

Oleh karena itu yang utama menurut Ibu Fenna, harus punya passion dulu, ada rasa cinta pada prosesnya. Selalu mau belajar dan update ilmu, kuliner tidak pernah ada kata mati/tidak laku/tidak prospek. Selama masih ada manusia yang butuh makan ya ‘Kuliner’ pasti masih berprospek.

Bagaimana untuk pemasaran produk ditengah banyaknya pesaing? “Harus kuat di Value Produk. Karena sekarang perilaku konsumen juga berubah, maka Nyai Sonar selalu membuatkan pesanan personalize/custom, misalnya untuk hampers. Rajin update trend, selalu upskill secara berkala. Berpikir kreatif membuat kreasi-kreasi aneka masakan nusantara.” tutur Ibu Fenna.

Dan cara meminimalisir resiko komplain yang Ibu Fenna lakukan adalah, Pertama, mambuat SOP fungsi kontrol produksi dan SDM hingga detail. Kedua, setiap minggu briefing dan review bagian mana yang harus diperbaiki dan dicatat, bagian mana yg sudah bagus untuk dipertahankan dan dibuat SOP yang baku. Ketiga, membuat alur komunikasi yang jelas. Keempat, jika sudah terjadi komplain : Handling Complain fokus pada kepuasan pelanggan dengan pertimbangan yang logis. Kelima, Membuat SOP Handling Complain Customer

Oke, ini dia beberapa keunggulan dari produk Nyai Sonar. Pertama, produk Nyai Sonar spesial di aneka masakan nusantara. Menu yang dipilih adalah menu yang mulai jarang terhidang di meja rumah tangga saat ini. Contoh : bunthil, bothok, pepes, mangut, nasi liwet, oseng daun pepaya, dll. Kedua, lebih memahami kemauan pembeli yang semakin kritis, personalized. Dengan mengedapankan konsep kemasan  ramah lingkungan (dikemas dengan besek, plastik yang mudah terurai dll).

Ketiga, Mengikuti trend media social untuk mempromosikan. Keempat, Untuk customer luar kota : Nyai Sonar memiliki produk Ready to Eat yang bisa tahan 12 bulan, di suhu ruang dan tanpa pengawet, sehingga menjadi cara untuk bisa melayani pelanggan lebih luas lagi.

Kedai Nyai Sonar walaupun baru 2 tahun, namun keberadaannya sudah mendapat hati di masyarakat kota Semarang, dengan target market menengah keatas dan produknya telah bersertifikasi Halal.

Walaupun dalam menjalankan bisnis ini ada beberapa kendala yang Ibu Fenna hadapi antara lain; konsistensi rasa masakan jika beda koki, kelangkaan bahan baku, alur stok bahan mentah, dan SDM yang sekarang banyak maunya.

Untuk meningkatkan kinerja, UMKM harus memiliki karakter yang tangguh, tidak mudah menyerah. Selalu fokus pada solusi. Rajin upscale ilmu, harus selalu belajar dengan semua perubahan yang cepat terjadi. Menjadi orang yang punya integritas, dapat dipercaya

Awal mula mengenal Womanpreneur Community, dikenalkan oleh almh mbak Popy RM Khoja Semarang. Beliau membujuk saya bahwa ada komunitas untuk UMKM perempuan yang ingin memberi inspirasi bagi perempuan lainnya. Dan manfaat untuk Ibu Fenna sendiri adalah Networking-Sharing-Education.

“Sebenarnya sekarang sudah banyak sekali inkubator bisnis yang ditawarkan melalui berbagai platform. Online maupun offline. Namun IWPC masih tetap dihati karena bisa dikatakan menjadi pioneer bagi institusi/komunitas lain. Mentor-mentor nya cukup berkualitas dengan skala nasional dan ilmu yang mumpuni.” tutur Ibu Fenna.

Prestasi/pencapaian terbaik:

  • Soto Pandanaran merupakan kedai soto di Semarang yang telah memiliki Pelaporan Berkelanjutan/ Sustainability Report dari GRI Amsterdam 2018
  • Mendapat pendampingan hospitality dari PUM Netherland Senior Experts 2x sesi (2018 dan 2019) 

Comments

comments

Share

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *