Li-Uli: Tas Etnik dari Tenun, bisa dipakai Generasi Muda!

Ida R Tampubulon–perempuan yang memiliki bisnis dengan brand Li-Uli. Pandemi awal tahun 2020 pada saat kita karantina di rumah selama 3 bulan menjadi awal ide untuk membuat tas. Di saat yang bersamaan, kawasan Danau Toba ditetapkan sebagai salah satu dari 5 kawasan wisata super prioritas.

Kedua hal tersebut menjadi motivasi Ibu Ida untuk menciptakan suatu produk yang kelak bisa menjadi salah satu oleh-oleh dari kawasan Toba. Tas Etnik Toba menjadi pilihan dari beberapa alternatif yang dipikirkan, tujuannya mengangkat Tenun Toba untuk dijadikan tas.

“Motivasi saya dalam menjalankan bisnis ini adalah yang pertama, tentu motif ekonomi. Yang kedua, adalah bagaimana supaya tenun yang biasanya hanya dipakai untuk acara adat dan hanya oleh orang tua saja, bisa dipakai oleh generasi muda dan dalam suasana yang lebih santai.” tuturnya.

Bisnis ini sampai sekarang sudah berjalan selama 4 tahun, dan untuk omzet antara 40 – 100 juta/bulan.

Dalam perkembangannya, Li-Uli memproduksi tas dengan bahan tenun dari berbagai daerah di
Indonesia dan masih terus berusaha untuk menemukan/mencari tenun baru dari daerah lain. Motif tenun diusahakan untuk tidak terpotong sehingga makna filosofi dari kain tenun tidak terpotong.

Dalam pembuatan tas, tidak semua motif cocok untuk dijadikan suatu model tas, sehingga Li-Uli berusaha memadukan atau menyelaraskan antara motif dengan model tas yang cocok.

Keunggulan atau kelebihan produk Li-Uli dari produk sejenis lainnya adalah;

__Kami mengupayakan semaksimal mungkin motif-motif tenun itu full pada tas nya, karena kami menyadari setiap motif punya makna filosofi yang dalam.

__Pemilihan model tas kami sesuaikan dengan warna, dan motif setiap tenun.

Kelebihan inilah yang membuat Li-Uli percaya diri untuk pelanggan membeli produk Li-Uli.

Kedepannya, prospek produk dari tenun akan semakin bersinar seiring dengan program-program ‘Cinta Produk Indonesia’ yang sering digaungkan. Di lain sisi, para penenun semakin kreatif sehingga variasi tenun semakin menarik terutama dalam warna.

Walaupun ada kendala yang Ibu Ida hadapi dalam menjalankan bisnis ini, diantaranya;

__Mahalnya harga tenun, apalagi tenun tangan dan tenun yang menggunakan pewarna alam. Ini menjadi salah satu faktor harga produk yang tinggi sehingga tidak bisa dipasarkan secara luar.

__Jika ingin membuat produk yang lebih murah, kami akan menggunakan tenun ATBM atau tenun mesin. Ini tentu bertentangan denga idealisme Li-Uli untuk mempertahankan tradisi tenun tangan.

__Seringnya kesalahan menentukan bagian tenun yang mana di dalam atau bagian luar karena warna yang hampir sama.

Tapi itu semua tidak menurunkan semangat Ibu Ida dalam menjalankan bisnis tersebut. Prestasi terbaik, tas Li-Uli menjadi suvenir VIP untuk 26 delegasi negara pada acara AALCO (Asian-African Legal Consultative Organization) di Bali pada November 2023. Keren!

Untuk memasarkan produk, yang Ibu Ida lakukan yaitu pemasaran melalui media sosial. “Media sosial menjadi wadah terbaik buat saya untuk mengenalkan dan memasarkan produk
saya. Saya berusaha membuat suatu konten yang tidak membosankan, yang menarik dan
membuat iklan secara berkala.”

Bagaimana jika terjadi komplain dari customer? Komplain dari pelanggan itu bisa saja terjadi.

Untuk meminimalisasi komplai biasanya sebelum mengirim barang, Ibu Ida cek ulang lagi secara detail, untuk memastikan produk dalam keadaan baik, serta mengirim video produk sebelum mengirim, dan apabila ternyata ada hal-hal yang lolos tidak terlihat, beliau akan bertanggung jawab menggantikan dengan barang yang baru.

Responsif dan bertanggung jawab.

Jangan biarkan calon pelanggan menunggu respon kita akan keingintahuan produk kita. Serta kita harus bisa mempertanggung jawabkan setiap informasi yang kita berikan.

Pengalaman yang berkesan adalah saat pelanggan sangat puas dengan produk kami dan melakukan pebelian ulang untuk model yang lain.

Awal mengenal Womanpreneur Community dari teman UMKM group WA. Manfaat bergabung dengan komunitas WPC adalah, “saya berkenalan dengan teman-teman pebisnis lainnya yang sudah lebih berpengalaman, mendapatkan banyak pelajaran hal-hal yang penting yang berhubungan dengan peningkatan kualitas bisnis pribadi.

WPC seperti sekolah dimana saya banyak mendapatkan ilmu dari mentor-mentor yang sangat berpengalaman walaupun mereka agak keras dan membuat gentar.”

Karyaperempuan.id menjadi salah satu wadah yang sangat baik untuk etalase produk-produk
yang terkurasi. Mungkin perlu disosialisasikan lagi supaya lebih dikenal masyarakat luas. “Saya tergabung sebagai Affiliate Karyaperempuan.”

Comments

comments

Share

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *