Perempuan Berbisnis Bisa Menopang Ekonomi Keluarga

Perempuan dinilai mampu menjalani peran ganda sebagai ibu, istri, dan pekerja. Namun, hal itu perlu dukungan dari seluruh anggota keluarga.

JAKARTA, KOMPAS — Dengan dukungan keluarga, perempuan mampu menjalani peran ganda di ranah domestik dan dunia usaha. Mereka didorong berbisnis secara serius agar berdaya dan bisa ikut menopang ekonomi keluarga.

Pendiri Womanpreneur Community Irma Sustika mengatakan, ibu rumah tangga bisa memanfaatkan waktu luang di rumah untuk menambah penghasilan, misalnya dengan mendirikan usaha kecil. Dengan pelatihan dan pendampingan, usaha itu bisa berkembang secara bertahap.

”Namun, sebagian perempuan masih ragu memulai usaha. Beberapa alasannya adalah karena merasa tidak percaya diri dan merasa cepat puas. Sebagian perempuan masih takut bermimpi besar sehingga usahanya sekadar berjalan saja,” kata Irma pada diskusi daring, Rabu (17/3/2021).

Kendala lain yang dihadapi perempuan adalah beban kerja domestik. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak menyebut, perempuan Indonesia menghabiskan rata-rata 13,5 jam per hari untuk mengurus rumah tangga. Sementara itu, waktu rata-rata di Asia Pasifik ialah 7,7 jam per hari (Kompas, 12/3/2021).

Sebagian perempuan masih ragu memulai usaha. Beberapa alasannya karena merasa tidak percaya diri dan merasa cepat puas. Sebagian perempuan masih takut bermimpi besar sehingga usahanya sekadar berjalan saja.

Perempuan yang mengurus rumah tangga pun lebih banyak dibandingkan laki-laki. Pada 2017, persentase perempuan berusia 15 tahun ke atas yang mengurus rumah tangga 37,86 persen, sedangkan laki-laki 3,65 persen. Menurut Vice President Marketing and Distribution Channel Citilink Indonesia Amalia Yaksa Parijata, kendala perempuan pekerja adalah manajemen waktu. Perempuan dituntut mampu membagi diri untuk mengurus pekerjaan dan rumah tangga. Beban perempuan lebih berat daripada laki-laki karena konstruksi sosial masyarakat.

Co-Founder Eatlah Charina Prinandita mengatakan, perempuan bisa memiliki waktu untuk berbisnis jika ada dukungan keluarga. Suami dan anak harus sama-sama ambil peran mengurus rumah tangga. ”Penting untuk memiliki support system (sistem pendukung) yang baik di rumah,” ucapnya.

Perempuan berdaya

Menurut Irma, peran perempuan tidak hanya mengelola rumah tangga, tetapi bisa dikembangkan sebagai salah satu penyokong ekonomi. Dengan ini, perempuan bisa berdaya. Mereka didorong membangun usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang bisa dioperasikan dari rumah.

”Biasanya perempuan yang memulai UMKM karena dua alasan, yaitu menghabiskan waktu luang dan terpepet masalah ekonomi. Pelaku UMKM perempuan perlu didorong agar naik kelas. Agar bisnis panjang umur, ilmunya harus ada,” papar Irma.

Pihaknya pun membuat program inkubasi bisnis sejak 2015. Program itu mencakup pelatihan, pendampingan dari mentor, dan pembukaan akses pasar. Hingga kini sudah ada 1.100 usaha milik perempuan yang dihasilkan.

Womanpreneur Community juga membuat platform digital untuk para anggota yang usahanya terdampak pandemi. Pasar daring itu beroperasi sekitar setahun dan mewadahi ratusan produk UMKM.

”Perempuan itu sekoci keluarga. Jadilah sekoci yang siap menghadapi apa pun yang akan terjadi. Jadilah sekoci yang berdaya sehingga bisa jadi penopang ekonomi keluarga,” ujar Irma.

Head of Strategic Merchant Acquisition ShopeePay Eka Nilam Dari sependapat. Perempuan perlu didorong untuk berbisnis secara serius. Menurut dia, perempuan dan laki-laki punya kesempatan karier yang sama.

”Penting juga mendukung pelaku usaha agar melek teknologi. Ini bisa membantu perjalanan karier atau pertumbuhan bisnis mereka. Belum lagi, transaksi jual-beli daring marak selama pandemi,” kata Eka.

Sumber:Kompas.id

Oleh: SEKAR GANDHAWANGI

Comments

comments

Share

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *